Minggu, 15 Juli 2012

Orang baik atau orang jahat?

Ini catetan yang mungkin berbanding terbalik sama pemikiran semua orang didunia. Dalam arti gw mungkin nentang pemikiran dunia tentang ini. G tau dah mungkin dunia bakal ngomel sama catetan kayak gini.

Tapi gw juga g asal nulis aja sih, gw nulis karna udah melakukan penelitian tentang hal ini. Bukan penelitian sih kayaknya, lebih enak disebut pemikiran gw. Jadi gpp lah kalo berbanding terbalik sama pemikiran kebanyakan orang.

Mungkin bakal bingung kalau dipikirin. Karna gw sendiri juga bingung g ngerti kenapa hasil pemikiran gw aneh gini. Hah biarlah. Jadi kenapa orang bingung mau lo percaya pemikirannya? Tapi lo harus percaya sama hal ini. Eh terserah lo dah mau percaya apa kaga. Hidup lo ini bukan hidup gw.

Hem, biar agak percaya dikit nih gw ngasih bocoran dikit deh. Pemikiran ini bukan sekedar seonggok pemikiran orang bingung tapi pemikiran ini hasil dari pengamatan orang bingung yang sudah merasakan kejamnya hidup di akhir zaman. Nah kalo gini baru dapet titik terang. Kenapa pemikiran ini menentang pemikiran orang banyak? Perlu di ingat!!! KITA HIDUP DI AKHIR ZAMAN

Ok kalo gitu kayaknya uda percaya dikit nih. Sebetulnya ini wat yakinin diri gw biar percaya sih haha. Jadi bingung kan. Sebetulnya yg g percaya yg baca apa yg nulis. Haha sudahlah, itu hak anda. Kalo bingung gpp g usah baca, gw ja bingung. Ngapain orang bingung baca tulisan orang bingung? Eh tapi setelah ini baru serius nih. Jadi biar g tambah bingung, langsung aja nih kebawah!

Haaaaaaa bentar narik napas dulu nih biar serius dikit. Jadi kita ngomongin apa nih? Gw lupa kan jadinya. Ntar dulu coba liat judulnya bentar. Okeh kita ngomongin orang baik atau orang jahat? Mungkin anak blom bisa diri juga ngerti bedanya apa. Tapi yang anak kecil ngerti cuma setelah merasakannya baru mereka menyatakan apakah orang itu baik atau jahat. Contohnya anak kecil dikasih permen trus bilang, "wah ibu itu baik loh!!". Atau anak kecil dipukul sama temennya, "mamah dia jahat!!, aku dipukul".

Setelah anda melihat contoh diatas, apa yang anda bayangkan? Apa anda sekarang merasa seperti anak kecil? Ga usah dipendam, ternyata walau umur anda sudah tidak bisa dianggap kecil tapi sebenarnya anda masih termasuk anak kecil. Pantes banyak yang bilang kalo kedewasaan tidak bisa dinilai dari umur seseorang.

Jadi apa hubungannya yang kita bahas sama kedewasaan? Jawabannya gda hubungannya. Lah ngapain muter-muter doank yak? Gpp lah. Sebetulnya cuma wat bandingin aja. Kenapa banyak orang yang kecewa? Karna mereka seperti anak kecil tadi yang baru bisa menilai setelah terjadi sesuatu yang membuat hatinya berkata. Sama saja dengan orang dewasa.

Disini gw ada pengalaman diri gw sendiri wat contoh aja. G tau deh apa tiap orang punya pengalaman ini. Jadi gini ceritanya. Gw punya seorang teman yang menurut gw baik dan gw sebut dia "orang baik". Tapi dilain pihak ada pendapat orang, bahwa dia adalah orang jahat. Jadi yang benar dia orang baik apa jahat? Tapi g bisa langsung dinilai karna hidup itu relativ. Menurut gw baik sedangkan menurut yang lain dia adalah orang jahat. Jadi bagaimana bisa kita menilai orang tersebut? Kebanyakan orang akan memilih menjalaninya dan suatu saat nanti akan terbukti apakah orang tersebut baik atau jahat. Sama halnya seperti anak kecil tadi. Begitu juga dengan saya. Saat saya ada dikeadaan seperti itu saya tetap berada pada pendapat bahwa teman saya itu baik dan orang yang menyatakan teman saya jahat saya sebut "orang jahat".

Dan ternyata dari kejadian tersebut terbukti. Setelah beberapa lama teman yang saya anggap baik berubah menjadi jahat. Otomatis saya beranggapan orang yang saya anggap jahat adalah orang baik.

Darisitu saya menyadari bahwa saya seperti anak kecil tadi. Yang baru bisa menilai setelah waktu yang mengungkapkan. Jika dibayangkan sangat sinetron sekali rasanya. Namun setelah mengingat kejadian-kejadian yang terjadi di sekeliling saya. Entah pengalaman teman, orang tua, tetangga atau yang lainnya. Saya menemukan satu masalah yaitu kita terlalu fokus pada satu pemikiran tanpa membandingkan dengan pemikiran lain.

Munkin contoh diatas agak membingungkan. Namun saya kira jika anda membaca ini berarti anda adalah orang yang cerdas. Bukan sekedar orang yang penasaran dengan apa isi catatan ini. Atau bingung dengan waktu luang anda dan menemukan catatan ini dan membacanya.

Jadi, agar kita tidak seperti anak kecil lagi maka ingat lah kalimat dibawah ini.

"Sebagian besar orang baik adalah orang jahat. Sebagian besar orang jahat adalah orang baik. Dan hanya sebagian kecil dari merka yang benar-benar baik dan benar-benar jahat."

Saya yakin Kalian mengerti maksudnya. Maka saat kita bertemu dengan seseorang yang baru dikenal, jangan pernah anda terlalu dekat. Karna jika anda terlalu dekat maka kalimat diatas akan berlaku.

Lalu bagaimana kita bisa menemukan orang yang benar-benar baik? Orang yang benar-benar baik adalah orang yang tidak dekat dengan kita tetapi mereka peduli dengan kita. Dan biasanya kita tidak menyadarinya. Karna kita terlalu fokus pada orang yang dekat dan peduli kepada kita. Ingat!!! Orang yang baik dan dekat dengan kita adalah orang jahat. Mengapa demikian? Jika anda fikirkan, pernyataan tersebut diluar logika anda. Benar? Tapi semua ini saya ungkapkan karna kita hidup di akhir zaman.

Lalu bagaimana dengan orang yang anda anggap jahat? Sebetulnya merekalah orang yang baik. Karna anda menganggap seseorang jahat hanya berdasarkan suka atau tidak suka terhadapnya. Hal ini yang menybabkan anda menjauhi orang tersebut. Namun bila anda rasakan merekalah yang termasuk orang baik. Mengapa demikian? Karena anda terlalu fokus dengan orang yang anda anggap baik dan melupakan orang yang anda anggap jahat.

Terlepas dari semua itu, didunia ini sebenarnya tidak ada orang baik maupun orang jahat. Nah loh, tambah bingung aja ini gw nulisnya yak. Haduh, jadi gini. Keluar dari faktor akhir zaman, yang namanya manusia itu tidak bisa dicap apakah dia baik atau dia jahat. Karna tidak ada yang sempurna. Walaupun manusia adalah makhluk yang paling sempurna sekalipun.

Coba anda fikirkan!!! Apakah ada manusia yang 100% baik? Atau ada yang 100% jahat? Jawabannya tidak. Y karena tidak ada orang yang sempurna. Sebaik-baiknya orang pasti mempunyai sisi jahat. Begitu juga sebaliknya, sejahat-jahatnya orang pasti masih ada sisi baiknya.
Jadi jika anda bingung dengan uraian diatas, anda mempercayai apa yang saya tulis dan terus memikirkannya.

Sekarang untuk apa anda mengetahui sifat seseorang? Jika sudah pasti setiap orang mempunyai sisi baik dan sisi jahat? Yang membedakan setiap manusia hanyalah, mana yang dominan. Apakah yang dominan baiknya? Atau jahatnya yang dominan?

Kita mengetahui sifat seseorang agar kita tidak terlalu fokus dengan satu orang. Atau dengan kata lain kita terlalu dekat dengan seseorang dan melupakan yang lainnya. Mengapa dekat dengan satu orang saja itu berbahaya? Sebetulnya gak gitu juga. Ini kan cuma pemikiran yang gak bener sepenuhnya. Didalam keadaan sesungguhnya yah gak 100% bisa bener. Tapi setidaknya kita punya modal biar g kebanyakan orang di akhir zaman. Kenapa gitu? Coba bayangin!

Jadi gini, kalau kita lebih memilih dekat dengan setiap orang terlepas dia baik atau jahat. Itu lebih baik dibanding kita memilih dekat dengan segelintir orang yg kita anggap baik. Singkatnya, jika kita dekat dengan semua orang otomatis kita tidak terlalu memikirkan apakah dia baik atau jahat. Masasi? Ini beneran. Apa ini cuma gw yang mikir? Gtau deh. Tapi kalo gw deket sama semua orang itu lebih asik. Itu karna gw gak mikir dia kayak gimana juga. Tapi gw hanya menjalankan takdir manusia sebagai makhluk sosial. Langsung aja deh, disaat gw mendapati teman gw yang keliatan baik dan ternyata dia jahat. Paling gw cuma bilang " hah? ". Tapi gak berlaku sebaliknya. Orang yang keliatan jahat dan gw pergokin kebaikannya. Gw langsung mikir, "ternyata gw salah selama ini" dan itu bakal jadi lebih seru. Coba bandingin sama kita dekat dengan segelintir orang saja.
Saat orang yang keliatan baik ternyata jahat. Gw langsung mikir,"kenapa dia sejahat itu?". Dan itu kepikiran trus susah bgt ilangnya. Hal ini yang menyebabkan kebanyakan orang stres mikirnya. Yang banyak bilang,"kayak gda orang lain aja sih? Mikirin dia mulu". Yah itu terjadi karna memang hanya dekat dengan orang tersebut dan membuat dirinya tidak bisa maju kedepan.

Kesimpulannya, lebih baik dekat dengan semua orang dan tidak usah memikirkan sikapnya. Daripada dekat dengan seseorang yang kita tidak tahu akhir ceritanya. Iya kalo happy ending? Kalo engga? Cuma wat penyesalan diakhir. Ini yang nyesek.

Dan harapan gw kedepan mau bgt balik ke keadaan dimana dekat dengan semua orang. Tanpa melupakan orang yang dekat dengan gw. Ini lebih aman dan nyaman.

*ini bukan buat siapa-siapa. Semoga menjadi inspirasi kalo g sengaja baca

coba-coba

Nyoba maen blog tapi blom ngerti. Siapa yang bisa ngajarin yah?